Jumat, 04 Agustus 2017

Saat Anak Harus Tinggal Kelas Karena Usia

Berbagai alasan mungkin bisa melatarbelakangi seorang anak untuk tinggal kelas alias tidak naik kelas bisa karena kemampuan nya belum cukup, atau usianya belum matang untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih atas.

Akan tetapi jika itu terjadi pada anak yang begitu rajin, pintar dan aktif maka akan menimbulkan beragam pertanyaan pada diri anak itu sendiri, kenapa aku tidak naik kelas???

Hal itu pun terjadi pada teman playgroup anak saya. Sebut saja namanya D. Sewaktu playgroup D merupakan anak yang rajin, aktif, dan terlihat dewasa melebihi usianya. Saat D memasuki playgroup usia nya masih 2 tahun, sedangkan anak saya berusia 3 tahun.

Saat playgroup selisih usia 1 tahun tidak begitu terlihat berbeda karena mereka terlihat sama-sama kecil dan seumuran. Setiap kali saya mengantar anak saya sekolah, D selalu sudah berada di dalam kelas dengan wajah yang begitu semangat untuk memulai belajar. 

Sampai pada akhir tahun ajaran semua terlihat normal dan menyenangkan. Seperti biasa menjelang berakhirnya tahun ajaran para guru dengan giat menyemangi anak-anak playgroup untuk bisa naik ke sekolah lantai atas dimana tempat anak TK belajar. Secara tidak langsung D yg notabene masih kurang umurnya juga semangat untuk bisa naik ke kelas atas tempat anak TK. 

........

Berdasar cerita ibunya masalahpun mulai muncul saat memasuki tahun ajaran baru tahun ini, dimana teman-temannya yang dulu sekelas dan masih tetap sekolah di tempat yang sama pada berbaris menjadi anak TK sedangkan dia tetap berada di barisan anak playgroup. Sungguh sedih hatinya. Dia bertanya kenapa aku tidak naik ke TK atas? Aku tidak nakal, aku rajin sekolah, kenapa aku tidak naik ibu??

Dan yang terjadi sekarang adalah setiap dia mau masuk sekolah dia jadi sangat rewel dan penuh drama agar dia bisa tidak masuk sekolah.

Sungguh sangat menyedihkan jika anak yang dulunya baik dan rajin sekolah sekarang jadi murung karena sesuatu hal yang belum dia pahami alasannya 😢😢


Kamis, 03 Agustus 2017

Perlu Sekolah Playgroup atau Tidak

Tulisan ini mungkin terlambat karena sudah terjadi setahun yang lalu saat anak saya mau masuk playgroup yang mana sekarang dia sudah masuk TK.  Akan tetapi dengan banyaknya pertanyaan ibu-ibu yang saya temui yang menanyakan kenapa anak saya disekolahkan ke playgroup dulu dan tidak langsung TK membuat saya ingin menulis beberapa pertimbangan saya dan suami saat memasukkan anak  ke playgroup. Siapa tau banyak juga ibu-ibu yang sedang mempertimbangkan mau memasukkan anaknya ke playgroup atau langsung ke TK 😊

Kebetulan anak saya mulai sekolah tepat di usia 3 tahun. Awal mulanya saya berpegang bahwa saya ingin menyekolahkan anak saya langsung ke TK karena takut bosan dan pada akhirnya dia jadi malas sekolah. Akan tetapi seiring berjalannya waktu ternyata kenyataannya berbeda, ketika beberapa kali dia melihat anak kecil yang pagi-pagi berangkat sekolah dia jadi sering bertanya " ibu kapan aku sekolah???"

Mendengar pertanyaan itu serta merta membuat saya berfikir serius dia mau sekolah?? yang saat itu usia nya masih 2.5 tahun. Takutnya cuma gara-gara melihat anak lain sekolah dia tiba-tiba jadi ingin sekolah dan akhirnya di tengah jalan bosan dan tidak mau masuk...waw...

Saya menerka-nerka apakah dia ingin sekolah karena belum punya teman bermain? Yang mana kami baru pindah di tempat yang masih sepi sehingga belum ada anak yang sebaya dengan dia atau apa ya??

Sambil mempertimbangkan keputusan apa yang harus saya dan suami ambil, saya ingin melihat seberapa besar sebenarnya keinginan dia untuk sekolah.

Misal waktu sebelum sekolah dia masih memakai diapers, saya katakan kalo sudah sekolah tidak boleh memakai diapers, malu sama teman-teman...ihh...masak sudah sekolah masih make diapers :) dan...akhirnya pelan-pelan dia mau melepas diapers dan alhamdulillah lulus toilet training...

Saat dia meminta tolong untuk memakaikan sepatu dan kaos kaki saat mau pergi, saya katakan kalo mau sekolah harus bisa pake kaos kaki dan sepatu sendiri, dan akhirnya dia juga mau belajar memakai sendiri dan alhamdulillah bisa :)

Melihat keinginannya yang begitu kuat akhirnya saya daftarkan dia ke playgroup yang tidak terlalu jauh dari rumah. Sambil menunggu ajaran baru dimulai beberapa kali dia bertanya " ibu kapan sekolahnya, kok belum masuk sekolah juga 😊

.................

Dan...Tahun ajaran baru pun akhirnya dimulai...
Dia sangat excited untuk masuk sekolah playgroup, setelah berbulan-bulan dia tunggu akhirnya dia sekolah juga 😊
Alhamdulillah tidak ada acara tangisan saat awal masuk sekolah, dan spesialnya dia juga bisa langsung ditinggal di dalam kelas... 

Sebulan, dua bulan dia sangat semangat dan pada bulan ketiga dia mulai malas untuk berangkat ke sekolah. 

Karena bukan saya yang menyuruh dia sekolah, saya tinggal mengingatkan dia kembali "siapa yang dulu pengen sekolah dan punya banyak teman?? :D"
Sambil senyum-senyum akhirnya dia semangat kembali untuk sekolah 😊

Berdasar pengalaman tersebut saya simpulkan kalo ingin menyekolahkan anak ke playgroup pertimbangannya dengan melihat kesiapan dan kebutuhan anak itu sendiri. Apakah dia sudah benar-benar mau sekolah atau masih senang bermain di rumah, apakah dengan teman yang terbatas dia sudah bahagia ataukah dia perlu sosialisasi dengan teman yang lebih banyak.

Jika keinginan untuk sekolah itu datang dari dirinya sendiri maka akan lebih mudah untuk mengingatkannya kembali saat dia merasa malas atau bosan untuk sekolah... Ajarkan dia bertanggungjawab dengan pilihannya.... 😊😊😊






Selasa, 07 Februari 2017

Mengajak Balita Jalan-jalan ke Gunung Bromo

Gunung bromo merupakan salah satu destinasi wisata di Jawa Timur yang menarik untuk dikunjungi. Dengan keindahan pegunungan dan hamparan pasir dan tentunya matahari terbit yang ditawarkan membuat orang penasaran untuk bisa menginjakkan kaki di Gunung Bromo.

Akan tetapi saat kita ingin mengunjungi gunung bromo dengan mengajak balita akan terlintas aneka kekahawatiran, apakah dengan suhu Gunung Bromo yang kabarnya dingin tersebut balita akan aman saat diajak ke gunung bromo? Apakah dengan kondisi cuaca yang kabarnya terkadang gerimis bahkan hujan balita akan baik-baik saja dan tidak rewel?

Dengan sedikit was-was kemarin bulan Desember kami mencoba mengajak si kecil yang masih balita jalan-jalan ke Gunung Bromo.

Saya mencoba mempersiapkan bekal apa saja yang harus kami bawa, untuk kenyamanan balita dan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Antara lain yang kami persiapkan adalah makanan kecil untuk menghindari dia rewel saat di perjalanan, pakaian panjang yang hangat, jaket, kaos kaki, sarung tangan, selimut yang bisa menutup seluruh badan, dan jangan lupa untuk membawa rain coat dan payung untuk berjaga-jaga saat gerimis melanda.

Tepat pukul 12 malam perjalanan dimulai dari Malang, dan sekitar jam 3 kami sampai di Sukapura untuk berganti Mobil Jeep karena kami akan melewati medan yang berpasir dan berliku. Dari sukapura ke penanjakan kita harus melewati jalan pegunungan yang berliku-liku dan hamparan padang pasir yang sangat luas dan sesekali juga harus menyeberangi sungai-sungai kecil. Dann.... akhirnya setelah perjalanan yang cukup menegangkan kami sampai di penanjakan sekitar pukul 4 pagi.

Ketika sampai di penanjakan kami langsung disambut dengan rintik-rintik gerimis dengan suhu udara yang sangat dingin...sehingga balita kami mulai rewel...dan... minta digendong terus....

Kami mulai menaiki tangga ke arah penanjakan, dan saat berada di tengah perjalanan subuh pun tiba. Di depan kami melihat sebuah pos kecil yang sepertinya bisa digunakan untuk sholat, yang akhirnya kami gunakan sebagai tempat sholat....lumayan juga untuk sejenak menghangatkan badan dari dinginnya udara, dan kencangnya angin.

Setelah selesai sholat kami melanjutkan untuk menaiki tangga ke arah penanjakan, tumben tidak seperti biasanya kalo lagi jalan-jalan dia minta gendong ayahnya, kali ini dia terus minta gendong saya, lumayan juga mengatur berat gendongan dengan tekanan udara yang semakin tinggi bikin saya mau sesak nafas :D. Sesampainya di atas ternyata kabut begitu tebal, dan sepertinya akan susah untuk mendapatkan matahari terbit.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya kami memutuskan untuk turun terlebih dahulu, guna membeli makanan yang bisa menghangatkan badan. Di area penanjakan ada beberapa warung yang memang menjual aneka makanan seperti mie, gorengan dan minuman hangat, sehingga Anda tidak perlu takut kelaparan maupun kedinginan.

Setelah menunggu sekitar 1 jam kami mencoba naik lagi ke penanjakan dan ternyata kabut masih tetap tebal...tidak terlihat sama sekali cahaya matahari. Karena gerimis semakin deras dan angin semakin kencang serta balita kami semakin rewel akhirnya kami memutuskan untuk meninggalkan Penanjakan dan melanjutkan perjalanan ke sisi indah Gunung Bromo yang lain.

Sedih rasanya tidak bisa melihat matahari terbit....tapi itu berarti... memang takdir memaksa saya untuk datang kembali ke Gunung Bromo.

Ternyata, Menurut warga yang tinggal di Gunung Bromo, waktu yang tepat untuk berkunjung ke gunung bromo adalah awal bulan mei. Karena saat itu udara belum terlalu dingin, dan kemungkinan mendapatkan matahari terbit lebih tinggi.


Setelah acara di Penanjakan tidak sesuai harapan, akhirnya kami lanjutkan ke Gunung Batok dan Kawah Gunung Bromo. Ternyata di sini sangat indah, melihat keagungan sang Maha Pencipta, dengan hamparan pasir yang begitu luas dikelilingi barisan pegunungan. Akhirnya balita kami mau turun dan berlarian di sekitaran gunung Batok. Dia yang waktu berangkat sedikit batuk, ketika di Gunung Bromo yang begitu dingin Alhamdulillah batuknya sembuh, mungkin karena udaranya yang masih sangat segar dan tidak tercemar.



Dari kawah gunung bromo perjalanan kami lanjutkan ke pasir berbisik yang menyuguhkan hamparan pasir yang begitu luas dan indah. Kemudian dilanjutkan ke bukit telletubbies.


 Antara pasir berbisik dan bukit Teletubbies terjadi perubahan vegetasi, yang mencolok bisa terlihat dari jenis tanamannya yang semakin menghijau. Di kiri dan kanan saya melihat bunga adas yang bermekaran berwarna kuning yang terlihat begitu indah dan menawan.




Di sisi lain balita saya tertidur pulas, entah karena hawa yang begitu dingin atau dia merasa kecapean.

Setelah dari bukit Teletubbies kami memutuskan untuk pulang karena balita saya terbangun dan rewel terus mengajak pulang :(

D saat perjalanan pulang menuju sukapura ternyata pemandangannya juga tidak kalah indah, di kiri dan  kanan jalan terlihat tanaman bawang merah yang begitu segar dan hijau yang sangat memanjakan mata. Rasanya masih ingin berlama-lama menikmati indahnya pemandangan di Kawasan Cagar Alam Gunung Bromo. Namun di sisi lain melihat balita rewel membuat saya ingin cepat-cepat pulang.

Bromo suatu saat nanti aku akan kembali :D


Serunya Ikut Beauty Class Wardah Sambil Membawa Balita

Kali ini tentang pengalaman pertama mengajak balita usia 3,5 tahun dalam acara yang agak serius...dalam waktu 3 jam duduk manis tanpa bosan dan rewel.......bisa gak ya???

Kebetulan diajak tetangga untuk ikut beauty class wardah yang lokasinya dekat dengan rumah...., wah..lumayan juga biar bisa dandan minimalis dan terlihat natural dan segar....

Setelah punya anak tidak bisa dipungkiri bahwa wajah tidak sesegar dulu, yang tetap cantik tanpa memakai make up....ciee.., sekarang sepertinya perlu sedikit make up untuk tetap terlihat segar.

Namun yang menjadi bahan pertimbangan adalah waktu acaranya yang diadakan di hari kerja sehingga sedikit ragu mau ikut atau tidak karena pastinya harus mengajak balita...

Setelah berfikir akhirnya saya mencoba untuk ikut, menata hati untuk tidak terlalu muluk-muluk, kalo balitanya rewelll berarti waktunya untuk segera pulang...hehe

Supaya waktu acara semua berjalan lancar, beberapa hari sebelumnya saya sedikit menjelaskan kalo "dia" mau saya ajak ke acara beauty class yang waktunya agak lama, dan.... diluar dugaan ternyata dia sangat excited........

Tepat di hari acara, karena acaranya diperkirakan berlangsung 3 jam dan dengan kondisi harus mengajak balita dan biasanya waktu akan terasa lebih lama. Saya mencoba mengajaknya menyiapkan perbekalan yang ingin dia bawa. Ternyata dengan semangat dia memasukkan kue, cemilan, minuman dan mainan kesukaannya ke dalam tas....serasa orang mau berangkat piknik....hehehe

Setelah semua dimasukkan dengan semangat dia mengajak untuk cepat-cepat berangkat...

Tepat jam 10.50 wib kami sampai di tempat acara, dan ternyata sudah cukup ramai.
30 menit pertama dia masih tenang dan asyik dengan cemilannya. Namun saya semakin galau kenapa sudah jam 11.20 acara belum dimulai juga...saya khawatir mood nya akan berbeda kalau terlalu lama...

Tapi..... di tengah kegalauan saya sedikit lega ternyata ada peserta lain yang juga membawa anak yang usianya seumuran...semoga bisa diajak main dan tidak bertengkar...

Ternyata benar saat acara dimulai pukul 11.25 disaat mbk-mbk dari wardah memulai acara, dia juga mulai mengajukan beragam pertanyaan tentang mainan sampai beauty kit yang disiapkan oleh wardah...itu untuk apa? Kenapa begitu? Bla..bla... hehe. Dengan segala upaya saya mencoba menjawab pertanyaannya dan mendengarkan apa yang dijelaskan oleh mbak-mbak dari wardah.

Sesekali kalo dia bertanya tidak berhenti-berhenti saya bilang “ ibu dengerin penjelasan mbk nya dulu boleh?” dan dia membolehkan...tapi sekitar 5 menit dia kembali mengajukan serentetan pertanyaan lagi...hehe seru..seru lucu...gemes.... 😊😊😊

Saat dia sudah benar-benar bosan dan mulai rewel akhirnya saya keluarkan jurus terakhir yaitu dengan menonton video kesukaannya...
Meskipun sedikit merasa bersalah karena harus mengajak dia nonton tapi yang penting durasinya tidak terlalu lama 😊

Berdasar pengalaman saya, yang harus disiapkan ketika mengajak si kecil mendatangi suatu acara yang tanpa bantuan orang lain yaitu
- mainan
- makanan
- minuman
- tisu kering dan tisu basah
- video kesukaannya saat kondisi sudah kepepet 😊

dan yang terpenting pastinya mempersiapkan suasana hati agar semuanya terasa menyenangkan. Dengan mengingat masa-masa seperti ini sangat terbatas dan tidak bisa terulang pastinya akan membuat kita enjoy menjalaninya 😊😊😊