Selasa, 07 Februari 2017

Mengajak Balita Jalan-jalan ke Gunung Bromo

Gunung bromo merupakan salah satu destinasi wisata di Jawa Timur yang menarik untuk dikunjungi. Dengan keindahan pegunungan dan hamparan pasir dan tentunya matahari terbit yang ditawarkan membuat orang penasaran untuk bisa menginjakkan kaki di Gunung Bromo.

Akan tetapi saat kita ingin mengunjungi gunung bromo dengan mengajak balita akan terlintas aneka kekahawatiran, apakah dengan suhu Gunung Bromo yang kabarnya dingin tersebut balita akan aman saat diajak ke gunung bromo? Apakah dengan kondisi cuaca yang kabarnya terkadang gerimis bahkan hujan balita akan baik-baik saja dan tidak rewel?

Dengan sedikit was-was kemarin bulan Desember kami mencoba mengajak si kecil yang masih balita jalan-jalan ke Gunung Bromo.

Saya mencoba mempersiapkan bekal apa saja yang harus kami bawa, untuk kenyamanan balita dan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Antara lain yang kami persiapkan adalah makanan kecil untuk menghindari dia rewel saat di perjalanan, pakaian panjang yang hangat, jaket, kaos kaki, sarung tangan, selimut yang bisa menutup seluruh badan, dan jangan lupa untuk membawa rain coat dan payung untuk berjaga-jaga saat gerimis melanda.

Tepat pukul 12 malam perjalanan dimulai dari Malang, dan sekitar jam 3 kami sampai di Sukapura untuk berganti Mobil Jeep karena kami akan melewati medan yang berpasir dan berliku. Dari sukapura ke penanjakan kita harus melewati jalan pegunungan yang berliku-liku dan hamparan padang pasir yang sangat luas dan sesekali juga harus menyeberangi sungai-sungai kecil. Dann.... akhirnya setelah perjalanan yang cukup menegangkan kami sampai di penanjakan sekitar pukul 4 pagi.

Ketika sampai di penanjakan kami langsung disambut dengan rintik-rintik gerimis dengan suhu udara yang sangat dingin...sehingga balita kami mulai rewel...dan... minta digendong terus....

Kami mulai menaiki tangga ke arah penanjakan, dan saat berada di tengah perjalanan subuh pun tiba. Di depan kami melihat sebuah pos kecil yang sepertinya bisa digunakan untuk sholat, yang akhirnya kami gunakan sebagai tempat sholat....lumayan juga untuk sejenak menghangatkan badan dari dinginnya udara, dan kencangnya angin.

Setelah selesai sholat kami melanjutkan untuk menaiki tangga ke arah penanjakan, tumben tidak seperti biasanya kalo lagi jalan-jalan dia minta gendong ayahnya, kali ini dia terus minta gendong saya, lumayan juga mengatur berat gendongan dengan tekanan udara yang semakin tinggi bikin saya mau sesak nafas :D. Sesampainya di atas ternyata kabut begitu tebal, dan sepertinya akan susah untuk mendapatkan matahari terbit.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya kami memutuskan untuk turun terlebih dahulu, guna membeli makanan yang bisa menghangatkan badan. Di area penanjakan ada beberapa warung yang memang menjual aneka makanan seperti mie, gorengan dan minuman hangat, sehingga Anda tidak perlu takut kelaparan maupun kedinginan.

Setelah menunggu sekitar 1 jam kami mencoba naik lagi ke penanjakan dan ternyata kabut masih tetap tebal...tidak terlihat sama sekali cahaya matahari. Karena gerimis semakin deras dan angin semakin kencang serta balita kami semakin rewel akhirnya kami memutuskan untuk meninggalkan Penanjakan dan melanjutkan perjalanan ke sisi indah Gunung Bromo yang lain.

Sedih rasanya tidak bisa melihat matahari terbit....tapi itu berarti... memang takdir memaksa saya untuk datang kembali ke Gunung Bromo.

Ternyata, Menurut warga yang tinggal di Gunung Bromo, waktu yang tepat untuk berkunjung ke gunung bromo adalah awal bulan mei. Karena saat itu udara belum terlalu dingin, dan kemungkinan mendapatkan matahari terbit lebih tinggi.


Setelah acara di Penanjakan tidak sesuai harapan, akhirnya kami lanjutkan ke Gunung Batok dan Kawah Gunung Bromo. Ternyata di sini sangat indah, melihat keagungan sang Maha Pencipta, dengan hamparan pasir yang begitu luas dikelilingi barisan pegunungan. Akhirnya balita kami mau turun dan berlarian di sekitaran gunung Batok. Dia yang waktu berangkat sedikit batuk, ketika di Gunung Bromo yang begitu dingin Alhamdulillah batuknya sembuh, mungkin karena udaranya yang masih sangat segar dan tidak tercemar.



Dari kawah gunung bromo perjalanan kami lanjutkan ke pasir berbisik yang menyuguhkan hamparan pasir yang begitu luas dan indah. Kemudian dilanjutkan ke bukit telletubbies.


 Antara pasir berbisik dan bukit Teletubbies terjadi perubahan vegetasi, yang mencolok bisa terlihat dari jenis tanamannya yang semakin menghijau. Di kiri dan kanan saya melihat bunga adas yang bermekaran berwarna kuning yang terlihat begitu indah dan menawan.




Di sisi lain balita saya tertidur pulas, entah karena hawa yang begitu dingin atau dia merasa kecapean.

Setelah dari bukit Teletubbies kami memutuskan untuk pulang karena balita saya terbangun dan rewel terus mengajak pulang :(

D saat perjalanan pulang menuju sukapura ternyata pemandangannya juga tidak kalah indah, di kiri dan  kanan jalan terlihat tanaman bawang merah yang begitu segar dan hijau yang sangat memanjakan mata. Rasanya masih ingin berlama-lama menikmati indahnya pemandangan di Kawasan Cagar Alam Gunung Bromo. Namun di sisi lain melihat balita rewel membuat saya ingin cepat-cepat pulang.

Bromo suatu saat nanti aku akan kembali :D


2 komentar: